Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Jangan lagi ada sarkasme

 Maksud hati ingin mendapat ketenangan lepas ujian, lagi-lagi harus kembali dikejutkan dengan kejadian yang sama berulang kali. Deretan pedagang kaki lima yang harus pasrah kelakuan petugas kepolisian yang dengan beringasnya memporak-porandakan semua yang berada di depan mata. Dalam hati aku hanya bisa bergumam, 'Kenapa sih harus pake kekerasan kayak gitu. Iya tau kalo mereka itu salah udah ngelanggar peraturan nggak boleh jualan disini. Tapi kan bisa diomongin baik-baik. Kasih peringatan dulu gitu setidaknya. Jangan main kasar kayak gitu..' .


Seandainya saja aku bisa menyuarakan apa yang tersirat. Sayangnya, beberapa kejadian seperti ini berulang dan selalu saja berakhir dengan insiden beberapa orang mengalami luka-luka. Ah, aku paling benci dengan adanya kekerasan dan peristiwa berdarah. Jika dipikir kembali, berapa sih hasil kerja mereka seharian dari berdagang seperti itu. Susah dan peluh didapat, ditambah lagi dengan pengusiran yang kurang manusiawi menurutku. Sedih ya terkadang, memikirkan nasib manusia yang tengah berjuang mengais Rizki Tuhan.


Mungkin karena aku belum tahu bagaimana rasanya bekerja. Lelah seharian mencari kehidupan demi orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya.

Bagaimanapun juga, aku hanya manusia biasa tanpa jabatan apa-apa. Suaraku mungkin tidak didengar oleh penguasa, tapi aku bisa meminta pada Yang Maha Kuasa atas apa yang sepatutnya. Harapanku, menjalani sisa-sisa usia dengan rasa bahagia. Semoga..


Kulliyah Banat, Hayy Sadis, Kairo

Ahad, 14 Maret 2021

14.02 clt

Dipublikasikan Senin setelah selesai hibernasi dengan menghabiskan waktu untuk rebahan, wkwk 

Bersiap kembali menghadapi ujian-ujian selanjutnya 🤗🤗



Comments

Popular Posts