Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
Flash Fiction (part 8)
"Bahkan tidak akan tidak masalah jika aku hanya menjadi orang yang berakhir tanpa siapapun"
"Kenapa nadamu terdengar pesimis?"
"Meen, kau bertanya seakan ingin menguji kembali perasaanku. Kau bahkan tahu jawabannya, tapi tidak pernah sungguh-sungguh ingin memberiku solusi"
"Na, kau berpikir untuk segera pergi sekarang juga?"
"Tentu saja, untuk apa aku menghabiskan sisa umur yang tidak lama hanya demi seseorang yang tidak pernah peduli denganku"
Itu adalah percakapan terakhir dengan Natee, sebelum akhirnya ia benar-benar pergi dan tak pernah kembali.
--00--
Keukenhof Garden, Lisse, Belanda
Musim Gugur
Bus berhenti tepat si stasiun Harleem,Leiden. Meski bulan ini memasuki musim gugur, cuacanya msih terasa dingin segar. Tubuhku secara alamiah beradaptasi dengan musim yang tak begitu menentu di Negeri Kincir Angin ini. Taman bunga nan cantik sejauh mata memandang, tak banyak wisatawan ataupun pengunjung lokal yang berjalan-jalan di sore hari ini. Daun pepohonan mulai meranggas, jatuh berguguran memenuhi seluruh setapak jalan yang kulewati, sesekali terdengar suara daun kering rapuh yang terinjak oleh sepatu boots yang kukenakan. Aku menghirup napas dalam-dalam.
Ada banyak bangku kosong yang berjejer sepanjang taman bunga Keukonhaf ini. Karena sepi pengunjung, suasana tampak lengang. Aku memilih satu bangku yang tak penuh dengan daun berguguran. Sedikit mengusap tepian bangku yang basah berembun. Lantas duduk menikmati sejenak pemandangan bunga nan cantik dan warna-warni. Pikiranku kembali melayang, terbang bersama kenangan lama yang duku pernah kurajut bersama Natee.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment