Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Flash Fiction (part 8)

"Bahkan tidak akan tidak masalah jika aku hanya menjadi orang yang berakhir tanpa siapapun"

"Kenapa nadamu terdengar pesimis?"

"Meen, kau bertanya seakan ingin menguji kembali perasaanku. Kau bahkan tahu jawabannya, tapi tidak pernah sungguh-sungguh ingin memberiku solusi"

"Na, kau berpikir untuk segera pergi sekarang juga?"

"Tentu saja, untuk apa aku menghabiskan sisa umur yang tidak lama hanya demi seseorang yang tidak pernah peduli denganku"

Itu adalah percakapan terakhir dengan Natee, sebelum akhirnya ia benar-benar pergi dan tak pernah kembali. 

--00--

Keukenhof Garden, Lisse, Belanda

Musim Gugur

    Bus berhenti tepat si stasiun Harleem,Leiden. Meski bulan ini memasuki musim gugur, cuacanya msih terasa dingin segar. Tubuhku secara alamiah beradaptasi dengan musim yang tak begitu menentu di Negeri Kincir Angin ini. Taman bunga nan cantik sejauh mata memandang, tak banyak wisatawan ataupun pengunjung lokal yang berjalan-jalan di sore hari ini. Daun pepohonan mulai meranggas, jatuh berguguran memenuhi seluruh setapak jalan yang kulewati, sesekali terdengar suara daun kering rapuh yang terinjak oleh sepatu boots yang kukenakan. Aku menghirup napas dalam-dalam.

    Ada banyak bangku kosong yang berjejer sepanjang taman bunga Keukonhaf ini. Karena sepi pengunjung, suasana tampak lengang. Aku memilih satu bangku yang tak penuh dengan daun berguguran. Sedikit mengusap tepian bangku yang basah berembun. Lantas duduk menikmati sejenak pemandangan bunga nan cantik dan warna-warni. Pikiranku kembali melayang, terbang bersama kenangan lama yang duku pernah kurajut bersama Natee.

Comments

Popular Posts