Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...
Post a Comment
Read more

22 Oktober yang ketiga di Kairo


Sudah memasuki tanggal 21 Oktober malam hari, menandakan beranda instagram dan status WhatsApp akan dipenuhi dengan deretan ucapan selamat Hari Santri Nasional. Terhitung sejak  Tanggal 22 Oktober   tahun 2015 resmi dijadikan harinya para Santri katanya. Agar euphoria Peringatan tahunan ini bukan sekedar ucapan, mari kita pahami kembali apa esensi dari seorang santri. 

Secara garis besar yang kita ketahui bersama, menyebut nama santri akan selalu dikaitkan erat dengan Pondok Pesantren serta manusia-manusia yang sedang belajar mendalami ilmu agama. Berkerabat erat dengan tumpukan kitab kuning dan nderes kitab plus hafalannya. Akrab di telinga kita juga jika Santri merupakan singkatan dari "Sabar Mengantri" karena dinamika kehidupannya yang mengharuskan untuk selalu bersabar untuk tertib dalam mengerjakan banyak hal. Mulai dari mengantri kamar mandi, mengambil jatah makan, membeli sesuatu di koperasi, hingga urusan mengambil jatah saku harian pun harus mengantri.

Tak perlu membedakan, membandingkan bahkan saling mengunggulkan Status santri Pondok Modern maupun Pondok Salaf. Toh, semuanya juga statusnya sama, Santri. Juga jangan merasa idealisme golongan yang paling benar. Bukan lagi saatnya, mari bersama membuka mindset dan menyerukan kebenaran bukan yang membenarkan pernyataan. Merujuk pada makna santri yaitu seseorang yang mempelajari ilmu agama. Semua Pondok Pesantren di bagian manapun pasti memberikan bekal terbaik yang diberikan oleh Pimpinan juga Para Kyai yang mengasuhnya. Apalagi bagi kita semua yang sudah menyandang Alumni Pondok Pesantren, meski tidak akan pernah menyandang status Alumni Santri. Karena sekali kita pernah nyantri, maka selamanya gelar Santri akan terus melekat.

Agar tidak memperburuk citra, atau yang lebih dari itu. Menjadi santri jangan sekedar mencari pencitraan, namun juga pembuktian. Tidak dengan mempertunjukkan, namun diwujudkan dalam akhlak juga keilmuan sebagaimana harapan Para pendidik kita selama menjadi santri dahulu. Tidak pernah berhenti belajar dan terus berbenah memoles akhlak dan kepribadian. Jadilah santri seperti yang banyak orang harapkan. Karena Santri hari ini adalah Ulama' di esok hari.


Darb el-Rashas, Senin 21 Oktober 2019 (malam 22 Oktober)
22.32 clt
"SELAMAT HARI SANTRI NASIONAL 2019'
(untuk yang ketiga kalinya di Bumi Kairo)




Bonus Galeri masa Santri :

capel 2012

Siswi Akhir KMI

bersama crew of eCLIpse

hand over


Akhir masa pengabdian

Comments

Post a Comment

Popular Posts