Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Flash Fiction (part 4)

 

Ini seperti mimpi. Kukira terbang ke berbagai belahan dunia adalah suatu kemustahilan dalam hidup seorang pecundang sepertiku. Tapi kini tidak, lihatlah aku yang sekarang. Aku memperhatikan setiap detail gedung besar di hadapanku kini. Bukan sekedar bangunan, melainkan apa yang di depanku ini adalah istana yang di dalamnya terdapat Scahtzkammer atau Museum Harta Kerajaan di kompleks Istana Kekaisaran Hofburg Wina, Austria. Di dalamnya terdapat mantel yang digunakan oleh Raja Roger II yang memiliki desain kaligrafi Arab kufik di pinggirannya. Mantel berwarna merah dengan motif gambar singa di atas unta dengan benang emas itu dipesan dari seorang Muslim Arab. Konon katanya, Raja tersebut menyukai budaya Arabm terutama kaligrafinya. Sebagai seorang Muslim, aku cukup tercengang dengan jejak peradab Islam di negeri ini.

Aku belum selesai membaca histori bangunan di depanku sekarang. Namun yang pasti, aku bisa tersenyum lebar dan penuh dengan arti kemenangan. Angin berhembus mulai dingin, aku segera melangkahkan kaki masuk ke dalam istana. Kamera dengan lensa tele berkinstruksi panjang warna putih ini cukup berat. Aku mengalungkannya di leher dengan sebelah tangan sebagai tumpuan badan lensa sepanjang 42,5 cm ini. Lensa canggih buatan Carl Zeiss dengan harga fantastis.

akan ada banyak detail objek yang kudapat di dalam. Saatnya menambah koleksi foto untuk galeri milikku. Sebuah galeri pribadi yang dulunya tak berisi gambar apapun selain foto-foto wajah gadis pujaanku. Tapi itu dulu.


-----------------------THE END

Comments

Popular Posts