Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Flash Fiction (part 2)

 Bagaimana rasanya dianggap telah mati?

Jiwaku telah hilang bertahun-tahun, namun ragaku tetap hidup hingga kini.

Hari kematianku yang ke-5.

Tepat lima tahun setelah seseorang yang kini berada di sampingku mengumumkan secara resmi kepada kerabat dan seluruh orang yang mengenalku. Kini mereka yang dulu pernah hidup bersamaku hanya bisa mengenangku.Perlahan mereka yang dulu menangisi kepergianku pada akhirnya mulai merelakan dan perlahan melupakan. Apakah begini rasanya dianggap mati?


Aku tidak tahu bagaimana keadaan dunia di luar sana selepas menghilangnya diriku dalam kehidupan mereka. Apakah mereka sesekali masih datang mengunjungi pekuburan palsu yang mereka tahu aku berada di dalamnya.


Aku berhenti dari imajinasi kematianku. Lalu kembali menatap pria di sampingku. Bahkan setitik air mata sudah tak lagi kumiliki. Aku masih tak mengerti dengan jalan pikiran atas keinginannya. Ia berkata amat mencintaiku namun yang ia lakukan justru kebalikannya. Ia menjauhkanku dari orang-orang yang aku biasa hidup bersama mereka. Lalu membawaku pergi jauh ke sebuah negara yang bahkan tak sekalipun aku ketahui dengan pasti.


Dia menyekapku selama bertahun-tahun. Tak ada yang bisa kulakukan selain menangis dan terus memohon padanya agar ia membawaku kembali. Namun ia tetap memastikan bahwa aku akan baik-baik saja. Ia memenuhi seluruh kebutuhan hidupku. Setidaknya aku bisa tetap bertahan hidup dari makanan dan minuman yang selalu ia sediakan. Tak pernah kurang sedikitpun. Beberapa yang ia hidangkan adalah apa-apa yang menjadi kesukaanku.


Ini adalah suatu hal yang mengherankan. Apakah ada manusia lainnya di bumi ini yang memiliki kepribadian seperti pria ini? Setelah hari itu ia mengungkapkan bahwa ia menyukaiku, lalu beberapa waktu kemudian ia menculik secara paksa dan mengasingkanku dari siapapun. Begitu rapi hingga lima tahun waktu berjalan sampai detik ini.



------THE END

Comments

Popular Posts