Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
KARENA ALLAH MENUNDA KESUKSESAN KITA
“Rahasia kesuksesan adalah
kesiapan menghadapi kesempatan anda bila ia datang”
Kita
kehilangan momentum artinya tidak jadi atau belum dipercaya oleh Allah untuk
memilikinya. Karena kesuksesan itu anugerah Allah yang diberikan kepada orang
yang telah berusaha. Allah telah memberi garansi.
“barangsiapa yang
bersungguh-sungguh berjihad di jalan (agama) Kami, sungguh benar-benar akan
Kami tunjukkan jalan-jalan Kami, dan Allah beserta orang-orang yang berbuat
baik” (Al-Ankabut:69)
Kesuksesan itu
sunnatullah. Diberikan kepada orang yang profesional.
“Sesungguhnya Allah mencintai
seorang pekerja apabila bekerja secara ihsan.” (Diriwayatkan Baihaqi dan
Thabrani dari Kulaib bin Syihab al-Jurmi)
“Sebaik-baik usaha adalah usaha
tangan seorang pekerja apabila ia mengerjakannya dengan tulus” (HR.Ahmad)
Salah satu
bentuk kesungguhan itu adalah kelurusan niat, visi dan orientasi untuk membela
kebenaran dan keyakinan. Bila kita membela dan memenangkan agama Allah, Dia
akan membela dan memenangkan kita. Ini adalah janji Allah dan sekali-kali Allah
tiada akan pernah menyalahi janji-Nya. Tetapi terkadang kesuksesan ini
ditangguhkan dan diakhirkan oleh Allah karena adanya hikmah-hikmah yang
diantaranya adalah hal-hal berikut :
Karena kita
masih terlalu lemah untuk memegang amanah, belum matang dan belum sempurna
dalam membentuk kepribadian. Belum menggalang semua sumber daya. Belum mengenali
sejauh mana ambang batas maksimal potensi dan keahlian yang masih terpendam. Karena
bila sukses diberikan kepada orang yang “masih mentah” ini, niscaya tidak akan
mampu bertahan. Ia tidak memiliki
kekuatan untuk mempertahankan kesuksesan itu lebih lama lagi.
Agar kita
mengarahkan akhir dari kekuatan yang ada dan cadangan devisa yang dipunya,
tidak menyisakan sedikitpun dari sesuatu yang berharga ataupun yang dicintai
melainkan semua itu dicurahkan dengan runtangannya demi perjuangan di jalan Allah. Ironisnya, kita
seringkali hanya berkorban dengan sisa-sisa waktu, sisa-sisa tenaga, sisa-sisa
harta dan sisa-sisa yang lain dari bagian hidup kita. Maka wajar bila sukses
itu tidak kunjung tiba. Kalau pun dapat, sekedar sisa. Bukankah demikian?
Untuk menguji
coba kekuatan final sehingga memahami
bahwa kekuatan itu saja tanpa dukungan
dari Allah tidak akan menjamin teraihnya kesuksesan. Sesungguhnya pertolongan
Allah tidak akan diturunkan kecuali bila telah mengerahkan akhir dari kekuatan
yang disanggupinya kemudian menyerahkan semua itu kepada Allah.
Karena kita
belum bisa ikhlas secara total dalam perjuangan, mobilitas dan pengorbanan. Kita
masih melangkah setengah hati. Melangkahkan
kaki kanan ke surga tapi enitipkan kaki kiri di neraka. Kita belum tajarrud
atau murni benar dalam mnegerahkan potensi dan mengarahkan kekuatan. Masih terlalu
menimbang-nimbang antara kenikmatan dalam taat dan menikmati aneka maksiat.
Dikutip dari Buku : FROM ZERO TO HERO karya Solikhin Abu Izzudin
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment