Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

KARENA ALLAH MENUNDA KESUKSESAN KITA


“Rahasia kesuksesan adalah kesiapan menghadapi kesempatan anda bila ia datang”

Kita kehilangan momentum artinya tidak jadi atau belum dipercaya oleh Allah untuk memilikinya. Karena kesuksesan itu anugerah Allah yang diberikan kepada orang yang telah berusaha. Allah telah memberi garansi.

“barangsiapa yang bersungguh-sungguh berjihad di jalan (agama) Kami, sungguh benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami, dan Allah beserta orang-orang yang berbuat baik” (Al-Ankabut:69)

Kesuksesan itu sunnatullah. Diberikan kepada orang yang profesional.

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang pekerja apabila bekerja secara ihsan.” (Diriwayatkan Baihaqi dan Thabrani dari Kulaib bin Syihab al-Jurmi)

“Sebaik-baik usaha adalah usaha tangan seorang pekerja apabila ia mengerjakannya dengan tulus” (HR.Ahmad)

Salah satu bentuk kesungguhan itu adalah kelurusan niat, visi dan orientasi untuk membela kebenaran dan keyakinan. Bila kita membela dan memenangkan agama Allah, Dia akan membela dan memenangkan kita. Ini adalah janji Allah dan sekali-kali Allah tiada akan pernah menyalahi janji-Nya. Tetapi terkadang kesuksesan ini ditangguhkan dan diakhirkan oleh Allah karena adanya hikmah-hikmah yang diantaranya adalah hal-hal berikut :

Karena kita masih terlalu lemah untuk memegang amanah, belum matang dan belum sempurna dalam membentuk kepribadian. Belum menggalang semua sumber daya. Belum mengenali sejauh mana ambang batas maksimal potensi dan keahlian yang masih terpendam. Karena bila sukses diberikan kepada orang yang “masih mentah” ini, niscaya tidak akan mampu bertahan.  Ia tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankan kesuksesan itu lebih lama lagi.

Agar kita mengarahkan akhir dari kekuatan yang ada dan cadangan devisa yang dipunya, tidak menyisakan sedikitpun dari sesuatu yang berharga ataupun yang dicintai melainkan semua itu dicurahkan dengan runtangannya demi  perjuangan di jalan Allah. Ironisnya, kita seringkali hanya berkorban dengan sisa-sisa waktu, sisa-sisa tenaga, sisa-sisa harta dan sisa-sisa yang lain dari bagian hidup kita. Maka wajar bila sukses itu tidak kunjung tiba. Kalau pun dapat, sekedar sisa. Bukankah demikian?

Untuk menguji coba  kekuatan final sehingga memahami bahwa kekuatan itu saja  tanpa dukungan dari Allah tidak akan menjamin teraihnya kesuksesan. Sesungguhnya pertolongan Allah tidak akan diturunkan kecuali bila telah mengerahkan akhir dari kekuatan yang disanggupinya kemudian menyerahkan semua itu kepada Allah.

Karena kita belum bisa ikhlas secara total dalam perjuangan, mobilitas dan pengorbanan. Kita masih  melangkah setengah hati. Melangkahkan kaki kanan ke surga tapi enitipkan kaki kiri di neraka. Kita belum tajarrud atau murni benar dalam mnegerahkan potensi dan mengarahkan kekuatan. Masih terlalu menimbang-nimbang antara kenikmatan dalam taat dan menikmati aneka maksiat.


Dikutip dari Buku : FROM ZERO TO HERO karya Solikhin Abu Izzudin

 

 

Comments

Popular Posts