Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

My English Story


Hasil gambar untuk tentang inggris

I have no idea how to start it. Maybe just wanna share about 'My English Story'. How did I start liking English more than Arabic. Any way, this writing contain of fully experience. Lets get start it !!

Inspirasi tulisan ini kemudian aku buat sejujurnya bukan untuk mengklarifikasi atau menyanggah apapun dari perkataan beberapa teman. Hanya tetiba menjadi sebuah gagasan yang sepertinya bisa dijadikan konten dalam blog ini. Bermula ketika salah seorang teman nyeletuk "Udah tinggal di Arab juga, masih aja sok-sokan ngomong bahasa inggris. Jawa mah jawa aja kali, nggak usah bergaya jadi anak Jak-Sel..". I knew everything she said  just a joke. Aku pribadi juga tidak menimpali secara serius. Tapi setelah dipikir-pikir benar juga. Aku punya basic pendidikan sejak dini dari Sekolah agama yang pastinya berhubungan erat dengan Bahasa Arab. Seharusnya aku punya porsi yang jauh lebih banyak untuk Bahasa Arab. Ditambah, sekarang ini aku sedang menempuh bangku perkuliahan di jurusan "Bahasa Arab" yang hampir seluruh diktat perkuliahan berhubungn dengan sastra dan segala hal tentang bahasa ini. Mengapa justru dipastikan tidak ada satupun tulisan yang aku buat berbahasa arab?

But, one basic question is why I prefer English as my literacy language?

Okay, Let me tell you guys now. Antara pilihan dan kesenangan menurutku dua hal yang sama sekali berbeda. Disini aku tekankan english bagiku adalah sebuah kesenangan. Tidak bisa disebut skill juga, karena jujurnya memang kemampuan Englishku yang masih jauh di bawah standar seorang Native Speaker. Bahkan ketika seseorang yang hobi menendang bola memilih jurusan agama juga tidak masalah bukan? hihi.. 😊😊 Jawabannya sederhana, karena aku suka. Tapi asli, bukan berarti aku menyesal bahkan terpaksa memilih jurusan yang saat ini sedang aku lakoni. Aku tetap dengan senang hati mempelajari sastra Arab, hal yang sangat kukagumi juga bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat kaya. Ada jutaan kosa kata yang jika seseorang bisa merangkainya bisa menjadi sebuah tatanan bahasa yang amat indah. Lihatlah bagaimana Para Pujangga Arab terdahulu menyusun sebuah syair yang luar biasa. Amru Qais yang jago dalam gombalannya,  Anthara Al-Abbasiy yang terkenal karena jiwa kepahlawanannya, Thorfah bin Abd lelaki paling peka jika dibilang , Zuhair bin Abi Sulma dengan jiwa legowonya juga masih banyak sederet nama lainnya yang menjadi orang masyhur di zamannya. Entah apa aku yang kurang dalam informasi atau memang belum ada pujangga keluaran Sastra Arab Azhar hebat di masa sekarang yang kembali hadir dengan literasi indah berbahasa Arab. 

Disamping itu, kegemaran berbicara bahasa inggris juga sudah kumulai sejak bangku Sekolah Dasar. Aku mulai bergabung dengan kelompok studi ekstrakurikuler sekolah yang bernama "English Club". Sejak kelas 4 SD dulu, aku dan beberapa kawan yang bergabung disana sudah digembleng untuk berani bercakap langsung dengan manusia berbahasa ibu Inggris. Dan dari situlah  aku mulai senang membaca tulisan apapun yang berbahasa Inggris. Bacaan apapun itu selama tulisan latin berbahasa Inggris aku lahap. Even aku nggak ngerti dengan artinya, tetep aja aku baca karena memang suka. Dan semua itu terus berlanjut hingga hari ini. Dengan keinginan yang kuat untuk terus memperkaya kosa kata aku berusaha untuk terus membaca dan mencari. Dan satu hal yang aku kira bisa menjadi sebuah wadah adalah dengan menyalurkannya dalam bentuk tulisan. Sebuah diary yang paling sederhana atau menulis di platform ini salah satunya. Meski pernah suatu hari Umi berucap, "Wil, kamu katanya kuliah jurusan bahasa Arab, kok nggak ada tuh tulisanmu pake bahasa Arab.." Aku hanya bisa menimpali dengan sebuah senyum simpul. Namanya juga kesukaaan.

Juga terima kasih untuk Ustadzah Afifah kala itu. Telah memberikan saya kesempatan untuk belajar membuat skripsi 😅. Beberapa purnama yang saya habiskan untuk menterjemahkan beberapa lembar skripsi (meski tidak semuanya) ke dalam bahasa inggris. Dan saya harus  kekenyangan dengan kamus-kamus tebal John M.Echols dan Hassan Shadly juga beberapa kamus lainnya. Dengan banyaknya kekurangan baik dalam hal grammatical maupun dari segi penterjemahan. But I was happy to do that. Serta ada banyak cerita lain yang saya lalui dengan bahasa Inggris ini, dan semuanya menyenangkan.

Intinya hanya itu saja, karena sebuah kesenangan yang aku punya. Kembali lagi ini hanya tentang selera. Tapi tetap, bagaimanapun juga Bahasa Arab tetap menjadi  bahasa yang aku cintai. Dengan bahasa ini aku bisa mengenal agama Islam jauh lebih baik. Aku sangat berterima kasih dengan siapapun guru atau orang-orang yang mengajarkanku Bahasa Arab. Karena jika Bahasa Inggris bisa kupelajari sendiri, namun Bahasa Arab aku akan selalu membutuhkan seorang guru untuk mengajarkannya padaku. Terkhusus untuk umiku tersayang yang menjadi guru pertamaku mengenal bahasa ini sebelum siapapun mengajarkannya padaku. 

One interesting point I learned about English is how to be honest to my-self and keep it simple. I study English so that I keep learning many other things. However English also accompanied the journey of story in many pieces of story I had. Hopefully, English continues to benefit my learning wherever I am. So after this no one snickered cause of language misplacement. 



Comments

Popular Posts