Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

when everybody talk about Spring

Spring is Coming !

Welcome Spring !!

Bye bye Winter.. 😉

Musim Semi yang dinanti-nanti..

Semiku di tahun 2019

Musim semi keduaku..

and so on..

Aah.. sudah banyak sekali tulisan tentang musim di Bumi ini. Setiap pergantian musim, hampir semua status yang terpajang di beranda sosial media bercuitan tentangnya. Ada yang menjadi pengagum semi, katanya. Ada yang sangat menantikan semi di tanah gersang ini. Mungkin ada juga karena benci dengan musim sebelum semi tiba. Entah dingin ataupun panas. Tak apa, siapapun bahkan boleh selalu memberi kisah pada hidupnya. Hanya karena tak sedang tinggam di kampung halaman Indonesia, yang hanya memiliki hujan dan kemaraunya. Maka hukan hal yang mengherankan bila di setiap pergantian musimnya akan ditulis menjadi cerita.



Tak ada yang perlu dipersiapkan di musim semi. Tak butuh mengenakan jaket tebal dan perlengkapan tebal lainnya untuk sekedar membuat tubuh hangat. Beraktivitas di luar ruanganpun bisa jadi hal yang sedikit menyenangkan, tanpa perlu mengeluh dengan cuaca dingin yang selalu membuat lidah tak berhenti mengoceh. Mungkin memang sedikit terik disaat jarum jam tepat mengarah pada angka 12 hingga 2 siang hari.
Tak apa, tapi di musim ini seperti menggambarkan kehidupan sebagian jiwa manusianya. Bagi sebagian orang mungkin, seperti ada yang menyirami hatinya dengan air hujan yang diturunkan langsung dari Tuhan. Kemudian tumbuh subur bunga-bunga harapan gang bermekaran. Indah sekali. Meski tak dapat dirasakan aromanya oleh yang lain, ia tetap indah. Cantik, seperti bunga dandellion yang kusuka.




Comments

Popular Posts