Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Mari Kita Berpisah dalam Sebuah Perjanjian

     Mari kita berpisah sambil berjanji bahwa kita akan bangun bersamaan dengan munculnya fajar setiap hari. Jika kita tidak bisa bangun sebelum itu, kita mulai lembaran baru hari kita dengan shalat shubuh berjamaah yang pertama di masjid terdekat, dan kita tetap berada di tempat sambil terus menghadap Allah Swt., berzikir dan berdoa sampai terbit matahari.

    Kita berjanji untuk pergi ke masjid terdeka saat mendengar azan, dimanapun dan dalam keadaan apapun kita untuk shalat fardhu bersama jamaah yang pertama, sebab kehidupan dunia ini tidak akan mencelakakan seorang muslim yang besandar dan bergantung kepada Allah Swt. lima kali dalam sehari semalam. Kita juga berjanji untuk mengerahkan seluruh kemampuan untuk tidak menggunakan usia kita yang begitu berharga kecuali dalam ketaatan kepada Allah Swt, atau kegiatan yang dianjurkan syariat seperti menuntut ilmu dan mencari rezeki halal, atau rekreasi yang mubah saat kita mengalami kejenuhan dan capek..

    Dan saat malam datang dan semua dari kita mulai menuju ke tempat tidurnya, hendaknya kita semua ingat bahwa bisa jadi kita akan tidur dan tidak terbangun lagi, dan ini adalah saat terakhir kita di dunia. Disaat itu hendaknya ia menghadirkan kembali apa yang telah ia habiskan dalam kelalaian dan kemaksiatan, kemudian hendaknya ia memohon ampun kepada Allah Swt. dengan hati yang penuh penyesalan, lalu membaca dua surat pelindung (Surat Al-Falaq dan An-Nas), serta surat Al-Ikhlas, al-Kafirun dan zikir-zikir lain yang telah diriwayatkan dari Baginda Nabi Muhammad Saw. Kemudian hendaknya ia berusaha agar tidak terlelap kecuali ia dalam keadaan bertasbih, membaca istighfar dan berzikir.

    Jika dunia dihadapkan kepadamu dengan segala kebaikannya, kenikmatannya atau dengan segala bencana dan keburukannya, jangan lupa pada hakikat yang memenuhi seluruh jagat raya : Bahwasannya tidak ada yang menganugerahkan, menghalangi, memberi manfaat atau mudharat kecuali Allah Swt. dan manusia tidaklah memiliki kuasa atas semua urusannya ataupun urusan sesamanya. Lalu gantungkan hatimu hanya kepada-Nya, bersabar atas segala cobaan-Nya, dan tunduk di depan pintu-Nya.

    Selepas menunaikan shalat dan membaca wirid-wirid setelahnya, janganlah berpindah dari tempat dudukmu sampai engkau mengangkat kedua tanganmu untuk memohon kepada ALlah Swt. dengan hati yang bergetar dari relungnya yang terdalam, dengan merendahkan diri dan tunduk sembari memohon semua kebutuhanmu. MIntalah agar dihindarkan dari segala yang kau takuti, dan mintalah ampun atas perbuatan burukmu. Karena tidak ada kebaikan sedikitpun dari shalat yang terputus, yang tidak diakhiri dengan merendahkan diri dan meminta pertolongan dan kebutuhannya kepada Tuhannya.

    Jika kau merasakan kemarahan manusia padamu, usahakan agar engkau mendapatkan keridaan Allah Swt. sebagai sebaik-baik pelipur lara yang dapat menyibukkanmu dari kemarahan mereka, dan hal tersebut lebih baik daripada manusia rida kepadamu namun ALlah Swt. marah terhadapmu.

    Jika hawa nafsumu mengajakmu untuk menggunjung saudara Muslmimmu, ingatlah bahwa engkau mempunyai keburukan-keburukan yang bila Allah Swt. menyingkap tabir-Nya darimu, maka dirimu dan aib-aibmu akan menjadi objek perbincangan di semua tempat-tempat perkumpulan mereka. Jika kau mengingat hal tersebut, rasa malu akan menjadikanmu beranjak dari pembicaraan haram seputar kehormatan manusia menuju rasa syukur yang mendalam kepada Allah Swt. karena membentangkan tabir-Nya menutupi aib-aibmu.

    Berusahalah agar modal utamamu saat kelak menghadap Allah Swt. adalah hati yang bersih dan suci dari kotoran iri dan benci, sebab sedikit amal ketaatan sudah lebih dari cukup jika dibarengi dengan hati yang suci dan selamat dari segala penyakit. Akan tetapi, ketaatan yang banyak tidak akan bermanfaat jika dibarengi dengan hati yang penuh kedengkian.

    Jika nafsumu mengajakmu mengerjakan sesuatu yang haram atau menarikmu untuk melanggar poin-poin perjanjian ini, maka ingatlah perihal kematian jika engkau memang seorang yang benar-benar beriman kepada Allah Swt., sebab mengingat mati mampu meminimalisir kemaksiatan yang banyak dan memaksimalkan ketaatan yang sedikit.

    Dan jangan lupa untuk mendoakan saudaramu ini semoga Allah Swt. memberinya taufik agar terus mampu menjalankan janji ini, dan doa yang sama dariku kupanjatkan pula untukmu. Aamiin.



Dikutip dari kitab "Batin al-Itsmi Alkhatr Al-Akbar fii Hayatil Muslimin" karya Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthi



Comments

Popular Posts