Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Flash Fiction (Keikokana)

Flash Fiction~


    Gerak bola matanya sudah tak beraturan menatap siapapun yang berada di sekelilingnya kini. Keringat dingin sudah merembes dari tepi dahinya sedari tadi. Kepalan tangannya tergenggam semakin erat, namun terasa lemah untuk diayunkan kepada manusia-manusia di hadapannya. Keiko menyadari bahwa dirinya tengah disudutkan, dipermalukan dan dijadikan bahan tontonan ratusan pasang mata di atas podium. Kini ia menyadari bahwa semua orang kini menganggapnya bodoh dan tak bisa melawan.

    Dengan senyum yang terasa getir, ia tetap menjawab apapun pertanyaan yang diajukan untuknya. Tidak peduli kata apapun yang keluar dari mulutnya, semua orang pasti akan tertawa. Hidup seorang Keiko tak ubahnya boneka yang menjadi sumber tawa orang lain. Ia bahkan tidak tahu kapan penderitaan seperti itu akan berakhir dalam hidupnya. Dalam hati ia ingin berteriak, "Kalau saja membunuh bukan suatu perbuatan yang diharamkan dalam agama, sudah kuhabisi kalian semua saat ini juga!!". Percuma saja, karena seberasa keras batinnya berteriak, orang lain hanya mendengar kalimat bodoh dari mulutnya.


-END-

Comments

Popular Posts