Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
Dicabutnya nikmat sehat
Nikmat sehat menjadi satu diantara jutaan nikmat lain yang Allah hadiahkan kepada hamba-Nya. Berapa banyak mereka yang merintih kesakitan berdoa sekedar dapat diberi satu tarikan nafas yang mudah. Atau sekedar ingin dapat berjalan tanpa penghalang. Bahkan sekedar Menikmati sepotong tempe goreng dengan lahap. Satu saja nikmat yang Allah cabut pada akhirnya akan menjadi sangat berarti bagi mereka yang kehilangannya.
Menyaksikan seseorang yang tengah berjuang melawan rasa sakitnya adalah sebuah pelajaran berharga bagi kita yang masih berkesempatan sehat. Mencoba meresapi dalam-dalam bahwa rasa sakit bukan sekedar ujian. Tapi juga bagian dari kejutan hidup yang bisa saja Allah beri sewaktu-waktu. Pada momen dan tempat yang tidak terduga, juga pada siapapun yang memang Allah tetapkan.
Terkadang Allah sengaja beri rasa sakit agar kita mendekat. Meski menurut kita mengapa rasanya Tuhan tega sekali. Mengapa hanya sedikit dari manusia yang harus ditimpa kepedihan ini. Namun begitulah cara-Nya memberi kejutan. Seakan Allah ingin buktikan bawa Ialah satu-satunya tempat kita untuk kembali. Kembali meminta, kembali memohon, bahkan saat kita harus kembali pulang. Semuanya hanya satu yaitu Yang Maha Segalanya.
Seperti sebuah nasihat pula bagi kita, bahwa manusia itu kecil sekali. Ketika ditimpa satu jenis rasa sakit, sudah cukup untuk memudarkan nikmat yang ternyata tidak disadari keberadaan sebelumnya.
Selagi masih diberi nikmat sehat, mari kita coba bersama untuk mensyukurinya sebaik mungkin. Membuka mata saat bangun di pagi hari dengan nafas segar adalah satu alasan mengapa Allah masih memberi kita nikmat sehat. Tidak menyia-nyiakan dan tetap ingat dengan-Nya, kemudian berucap dalam hati meski lirih "Terima Kasih Allah.."
Musytasyfa Azhar, Hayy Sadis, Kairo
Room 501
Jumat, 5 Februari 2021
17.28 clt
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment