Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Yuk ucap syukur lagi !

After Exam, 9 Juni 2019
13.30 clt


Mari Beropini !!
Bermula dari sekelebat pikiran tentang para pengemis Rahmat Tuhan di sepanjang jalan menuju kampus Azhar Putri tercinta. Pemandangan yang sebetulnya membuat siapapun yang melihatnya tak akan sampai hati. Entah pikiran ini hanya karena perasaan melow atau memang fakta lapangan yang menyedihkan.
Pernah dalam benak diri ini berandai-andai dengan membayangkan apa yang ada dalam pikiran mereka.

"Pelit sekali manusia-manusia jalang ini. Lihatlah cara  mereka berjalan, begitu acuh dan congkaknya. Dua tangan mereka begitu entengnya membawa barang belanjaan yang begitu banyak. Namun satu pondpun tidak mau mereka bagi. Tidakkah ada rasa iba dalam hati mereka melihat tampangku yang sudah amat memelas ini.. Dasar mereka!!!"

Mungkin ada yang dalam benak mereka begumam seperti itu. Namun entahlah, dalam diri ini juga bergemuruh "Sebenarnya siapa yang salah, mereka kaum papa itu yang malas bekerja atau manusia-manusia kayanya saja yang pelit tak berderma?" Bahkan terbesit tanda tanya besar itu masih memunculkan gundah, hingga akhirnya tersimpulkan sebuah tanya baru berikutnya.
"Pernahkah mereka memprotes Tuhannya?" "Pernahkah terlintas dalam bibir anak-anak kecil tak beralas tersebut sebuah tanya pada bapak ibunya? Mengapa hidup mereka seperti itu?"

Maka tafakkur itu memberi jawab. Entah benar atau diri ini sendiri yang merangkai asa. Bukan pertanyaan seperti itu yang seharusnya terpikir. Harusnya sebuah pernyataaan yang tak perlu tanda koma. "Bukankah manusia terlahir pada ketetapan Tuhan. Miskin Kaya bukan permasalahan. Poinnya adalah letak ketaatan yang harus dimiliki pada setiap Hamba. Tugas manusia bukan agar menjadi kaum berada, namun beribadah. Maka Allah ciptakan mereka yang tak punya sebagai ladang pahala bagi yang berada. Dan si Kaya sebagai bentuk kesabaran bagi yang kekurangan."

Sekali lagi, titik fokusnya adalah seberapa besar rasa syukur dan sabar yang seorang Hamba punya untuk Tuhannya.

Jadi, sudahkan bersyukur detik ini?? 😊



#next exam Balaghoh
#gak boleh malas
#jangan lupa bahagia
#sampai jumpa lagi


Comments

Popular Posts