Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

No Tittle

Akhir Romadhon, Selasa 4 Juni 2019
04.45 clt
Rumah Bintang

Jika seorang penulis pada karya pertamanya ia sebut sebagai anak pertama, mungkin saya menyebut blog ini sebagai anak asuh saya. Karena salah satu hal yang bisa membuat saya bahagia dan tersenyum kembali saat sedang dalam bad mood adalah dengan bercerita melalui sebuah tulisan. 

Setiap orang pasti memiliki hobi dan kesenangan, saya akan selalu respect dengan passion setiap orang. Jika satu hal tersebut yang bisa membuat seseorang bahagia, kenapa kita harus mengusiknya. Itulah mengapa saya tidak pernah mempermasalah kesukaan seseorang yang berbeda atau bahkan tidak saya kuasai sama sekali. Juga alasan lainnya ketika saya selalu menuliskan perihal diri sendiri yang gemar menulis, sekalipun bukan tulisan edukasi atau semacamnya. Selama kesukaan tersebut belum keluar dari batas koridor kewajaran, its okay.

Tepat pada saat fajar terakhir di bulan Romadhon tahun ini saya sendiri (bukannya emang masih sendiri?😂). Selepas acara bukber angkatan saya kembali ke rumah dengan singgasana ternyaman di Cairo. Membuka pintu rumah dan mengucap salam, tak ada yang menjawab karena suasana rumah gelap gulita. Menandakan bahwa seluruh penghuninya berada di belahan bumi lain. Saya kembali berhembus nafas, 'baiklah, malam ini kembali sendiri..'. Kemudian melihat jam di ponsel menunjukkan waktu yang sangat tanggung jika saya harus terlelap. Bisa-bisa kelewat waktu sahur nanti, maka saya putuskan untuk menunggu dengan mengisi banyak aktifitas. Membuka beranda sosial media, memeriksa chatt Whatssapp, beberes rumah, mengaji, menunaikan sholat malam (sembari berdoa atas semoga yang kuharap 😇), menyiapkan makan sahur dan yang lainnya. Dan semua adegan di atas saya lakukan sendirian. Yap, sendirian ✌. Not at all, saya punya Allah dan dua malaikat penjaga. Jadi mengapa harus merasa sendiri?

Kemudian jiwa kegabutan saya mungkin sedang bermain, mengusik keisengan jemari ini untuk jail memposting sesuatu di story WA saya. Status kawan saya screenshoot dan saya repost. Mungkin bisa jadi aib bagi orang lain, tapi setelah semua sudah berlalu saya kira itu menjadi sebuah hal lucu untuk hari ini. That was my experience dan menjadi pelajaran berharga untuk yang lainnya agar tak berbuat sebuah kesalahan. Jujurnya masih ada banyak kegilaan lainnya dalam hidup saya yang tak mungkin bisa dibagi seluruhnya. Ada beberapa hal yang mungkin menjadi batas wilayah saya sendiri. Tapi seperti yang pernah saya bicarakan, akan ada seseorang yang akan saya bagi semua kisah tentang saya seluruhnya. But, someday and not today. Bahkan foto kerudung cantik itu, akan saya perlihatkan kok 😅😂..

Yaa.. dinamika manusia namanya. Selalu ada banyak hal yang diinginkannya. Berharap lalu berdoa agar Tuhan mengabulkan. Keinginan pasti ada, maka disitulah benih harapan muncul. Begitupun saya, selalu ada hal yang begitu saya impikan dan ingin sekali agar terwujud. Bisa dibilang, terkadang memaksa Tuhan agar berbaik hati pada saya agar diberi. Meski pada akhirnya saya kembali pasrah, suatu hari jika harapan ini tak sampai pada waktunya. Saya akan tetap menyimpan memori hidup ini dalam sebuah folder rapi dan akan saya buka kembali di kehidupan akhirat nanti. Allahu a'lam. 

والله على كلّ شيئ قدير


Comments

Popular Posts