Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
Sesungguhnya bukan diri kita yang
memang baik. Namun sesungguhnya Allah-lah yang sedang menutupi aib-aib kita. Pernyataan
ini harus kita akui bersama. Karena sejatinya. Kita semua bukan Malaikat yang
terhindar dari kesalahan. Hanya manusia biasa. Beberapa hal dalam hidup kita
memang terlihat baik dan benar bagi orang lain, namun percayalah bila dibalik
itu semua pun ada ribuan kisah yang tak terjamah. Tak ada yang lebih tahu diri
kita selain Sang Pencipta. Nilai rapor kita tak ada yang bisa mengira apa
isinya. Jadi, masih pantaskah kita dengan bangganya mengatakan pada dunia bahwa
kitalah yang benar di atas segalanya?
-Wildah Binashrillah-
Berhentilah jika kamu merasa
lelah. Lelah dengan sebuah penantian yang tak kunjung memiliki titik terang. Berhentilah
untuk sejenak menghembuskan nafas panjang. Sejenak melupakan dunia serta
hiruk-pikuk yang tiada habisnya. Berpalinglah dari banyak hal yang membuatmu
sesak untuk menyambut hal yang baru di depan sana.
-Wildah Binashrillah-
Pada suatu hari, di saat kamu
pernah berada di titik terendah dalam hidupmu. Kekecewaan yang bertumpuk sebab
satu hal yang kau rasa amat menyakitkan. Menggulingkan kepercayaan diri yang
susah payah kau bangun demi satu impian. Tak apa. Luapkan seluruhnya, habiskan
rasa sakitmu secara perlahan. Tak ada yang memaksamu untuk segera mengikis
habis rasa kecewamu yang saat itu kau rasa bertubi. Dan di saat yang tepat, badai
di tengah hujan itu akan berlalu. Pelangi kehidupan yang indah sedang
menantimu, di ujung sana.
-Wildah Binashrillah-
Pipimu ranum, merah seperti
kuntum mawar yang baru saja merekah. Bibirmu mengulum senyum sederhana yang
membahagiakan bagi siapapun yang melihatnya. Dua bola mata yang biasanya tajam
terlihat sangat berbinar. Apa ini isyarat bahwa kau sedang di puncak rasa
bahagiamu?
-Wildah Binashrillah-
Aku berlari sekencang mungkin. Terus
berlari hingga tanpa sadar, kedua kaki yang membawaku pergi terasa lelah. Di tengah
rasa lelahku, aku berpikir. Aku telah berlari begitu jauh, melewatkan banyak
hal yang tak sempat kusinggahi. Hingga aku tersadar, aku berlari sedang
mengejar apa?
-Wildah Binashrillah-
- Get link
- X
- Other Apps

Comments
Post a Comment