Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Surat Terbuka untuk Ibu Kandung

 Kepada Ibu Kandung yang tidak pernah melahirkanku ke dunia ini

Mungkin tidak akan pernah ada seorang Wildah yang terdaftar dalam baris nama ribuan para santri di hari itu

Mungkin tidak akan pernah tercetak sejarah seorang Wildah berada dalam barisan pengabdian para Mahasantri

Mungkin tidak akan pernah ada seorang Wildah yang mengambil keputusan berani untuk terbang ke Bumi Seribu Menara

Mungkin tidak akan pernah ada seorang Wildah yang hari ini berdiri menjadi seorang guru sekaligus pendidik para santri

Dan mungkin pula tidak akan ada seorang Wildah yang  tetap kuat dan tegar menjalani hari-hari penuh rasa sabar ditengah gejolak perasan gelisah dan khawatir akan dirinya tentang masa depan

Sesuatu yang aku sebut "Ibu Kandung" nyatanya menjadi titik balik kehidupanku yang mengantarkan segalanya

Hari itu aku hanya seorang gadis kecil yang berusia 14 tahun yang terus menangis dan menginginkan kebebasan

Hingga tahun-tahun yang mengantarkanku menjadi seorang wanita biasa berusia 26 tahun yang tetap bertahan dengan segala pelik realita kehidupan

Aku masih sangat mengingat saat dimana aku duduk termenung di pinggir taman Masjid Khodijah, sore hari yang sibuk dengan dinamika didalamnya. Memandang hamparan sawah nan hijau menunggu waktu senja tiba yang ditandai dengan iringan tilawah syahdu

"Suatu hari, aku akan terbang menjelma menjadi kupu-kupu yang cantik"

Sebelas tahun yang melelahkan dan penuh perjuangan

Sebelas tahun yang penuh dengan coretan warna abstrak tak terdefinisikan

Terima kasih untuk "Ibu Kandung" yang telah melahirkanku kembali sebelas tahun yang lalu

Sejatinya aku tidak dilahirkan dalam arti lahir yang sesungguhnya, namun aku terlahir kembali sebagai sosok yang baru

Teruntuk aku di hari itu, sekarang dan seterusnya..

Comments

Popular Posts