Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
My Life Update~ 24 Y/O
My Life-Update in 24 yo.
Aku tidak tahu
apakah tulisan ini akan sempat dibuat, tapi aku usahakan setidaknya ada satu
halaman yang berisi beberapa hal untuk disampaikan. Tidak harus ada yang
membaca, tapi bisa aku ulas kembali mungkin di masa yang entah kapan. Sedikit
berbagi juga tentang roller-coaster kehidupan di usia menuju hampir seperempat
abad ini.
Dalam
perjalanan hidup setiap anak manusia akan ada masa dimana ia memiliki titik
baliknya masing-masing. Begitu juga dengan apa yang aku alami, dan masa itu
sepertinya telah berlalu hampir setahun kebelakang. Titik dimana aku mulai
menerima segala hal yang melekat dalam diri ini dan mulai memeluk satu persatu
ketidak mampuan yang sebetulnya harus dibuang namun aku bisa menerimanya. Fase
bimbang dan ragu sebab belum menemukan apa yang diinginkan oleh diri ini. Aku
bisa katakan bahwa semua hal itu sudah berlalu. Namun bukan berarti selesai
begitu saja.
Sempat
mengalami grafik keterombang-ambingan yang naik turun juga di masa ini, namun
bersikap seolah semuanya tetap stabil tidak akan pernah akan mudah dialami oleh
seseorang. Mengambil langkah bijak dalam menentukan keputusan juga ada kalanya
tidak bisa dipilih secara sepihak. Ada banyak campur tangan orang lain yang
mulai aku libatkan dalam langkah pilihan tersebut. Meski pada objeknya, aku
sendiri lah yang menentukan siapa-siapa saja mereka.
Usia yang
sedikit lagi menyentuh angka seperempat abad menjadikanku seseorang yang
semakin hati-hati dan agak riskan untuk berbuat apa saja. Perlahan mulai
mengerti bahwa bertambahnya angka bukan ajang untuk selebrasi kebahagiaan
seolah-olah ada jatah waktu yang bertambah. Sama sekali tidak. Bukan pula untuk
mengira-ngira seberapa banyak waktu yang masih tersisa. Tapi mulai menyadari
bahwa kesempatan yang masih ada saat ini mestinya digunakan untuk hal-hal yang
bisa aku capai. Bukan lagi tentang bualan khayal yang tak terdefinisikan,
melainkan realita untuk segera berhadapan dengan hidup yang tidak cukup begini
saja.
Terkadang aku
ingin tertaqa sebab diriku di masa kecil dulu. Sepanjang yang aku ingat,
terhitung sejak umur tujuh tahun aku selalu menanti momen pertambahan usiaku. Bahkan
aku selalu membuat dan menulis sendiri sebuah surat undangan perayaan ulang
tahun. Meski pada kenyataannya, perayaan itu tidak pernah benar-benar ada. Aku selalu diberi pengertian bahwa pesat dan
balon maupun hadiah bukanlah bagian dari part kehiudapn yang harus terlaksana. Dan
aku tetap berbesar hati menerima itu semua, meski aku tidak bisa menutup mata
sebagian teman-teman kecil kala itu merayakannya. “Terima kasih Bi, Mi. Kalian selalu
tahu cara aku berterima kasih pada diriku sendiri di setiap waktu”
Pada setiap
masanya, Aku ingin selalu berterima
kasih dengan orang-orang yang hadir dalam hidupku. Mereka di masa lalu, juga
yang saat ini hadir atau bahkan siapapun nanti yang akan terus menetap hingga
batas waktu yang Tuhan tentukan. Lingkaran manusia yang memberi berbagai macam
pelajaran datang dalam ritme yang berpadu menjadi alunan nada hidup
menyenangkan untuk dinikmati. Begitulah hidupku sekarang, menguliti hal-hal
yang tidak aku butuhkan. Dan menyaruk banyak hal lainnya sebagai bahan untuk
semakin mendekat pada Tuhan.
Terlepas
dari berbagai pertanyaan orang lain tentangku, ada satu tanya yang hingga detik
ini aku belum menemukan jawaban absolutnya. Apakah aku bahagia seiring usia
yang semakin bertambah? Entahlah, aku tidak tahu harus dari perspektif mana aku
bisa jelaskan. Sebab tidak ada takaran bagaimana bahagia itu sendiri bisa
diukur. Ia terletak pada sedalam apa rasa syukur yang semakin aku gali di
setiap sendi kehidupan. Itulah rasa bahagia yang sedang dan akan terus aku ciptakan. Pada banyak hal yang akan silih
berganti datang. Pada banyaknya kejadian yang singgah, pahit ataupun manis yang
aku terima. Begitulah aku akan terus tumbuh.
Meski lagi,
keberadaanku yang jauh di sebrang benua memberiku kesempatan berkali-kali untuk
bersyukur. Bukan sekedar posisi sekarang yang membuatku berdiri tegak, namun
pada limpahan hal baik yang tak terhitung. Menyadarkanku pada apa-apa yang
mestinya diterima dengan baik. Menjadi tidak gegabah dengan tidak melibatkan
semua urusan yang tidak aku perlukan. Juga menerima sedikit banyaknya yang aku
bisa miliki.
Dengan melakukan
semua penerimaan yang ada, tidak akan ada beban yang membuat diri ini tertahan.
Segala sesuatu yang dipasrahkan akan selalu memberi makna yang tak tergantikan.
Kembali meyakinkan diri sendiri pada sebuah pilihan yang teguh aku perjuangkan
untuk kini dan nanti.
Hai Wildah!
Selamat ya untuk usia yang semakin jauh dari kata muda. Kamu berhak untuk
mengapresiasi diri atas langkah demi langkah yang kamu jejaki. Terus berusaha
jadi orang baik ya, jangan berhenti berupaya menjadi orang yang berguna untuk
sekitarmu.
Ini Surat dari
aku untukku, for your twenty-four which priceless obviously. Make everything
happen and try to break the word imagination. For things that mixed bag your
emotions, somewhat as a surprise most.
Hang on your hope no matter how confusing your life was. Just keep on asking
Him always.
Building 23,
Flat 12, Darb el-Badr, Gamaliyah, Darrasah, Kairo
00.43 clt
- Get link
- X
- Other Apps

Comments
Post a Comment