Search This Blog
Sebuah catatan hati yang terserak. Hello.. I'm Wildah Binashrillah. I just commited to serving you to become the best version of your-self and only writing down the thoughts of the moment because every word has its limits. Hanya bisa menulis sebuah tulisan sederhana, bukan penulis yang tahu segalanya.
Coretanku
- Get link
- X
- Other Apps
Bumi tidak kehabisan orang baik
Bumi tidak kehabisan orang baik.
Kalimat itu masih berlaku bagi sebagian pengikut Nabi Musa di Bumi Para Nabi ini. Kebaikan mereka seperti mengajarkan kepada kita semua bahwa ada beberapa hal yang memaksa kita untuk tetap berbagi bahkan di saat tak ada satupun yang kita genggam. Niat baik untuk terus memberi akan terbuka bagi siapa saja yang memiliki niatnya.
Terlebih di bukan mulia yang hanya terjadi sekali dalam hitungan sebelas bulan lainnya. Bahkan ada sebagian dari mereka yang bekerja mengumpulkan uang demi bisa berbagi sebulan penuh di Ramadhan. Bulan yang di dalamnya seluruh kebaikan akan dilipat gandakan amalnya. Tangan-tangan yang ringan itu masih terulur bagi siapa saja yang membutuhkan. Membuatku terlupa bahwa pernah ada manusia-manusia tak berakhlak yang kadang masih berkeliaran tak jauh dari tempatku tinggal.
Seperti sore ini, dengan suhu 41 derajat sepanjang hari akan membuat siapapun malas meski sekedar beranjak dari tempat beristirahat. Sejujurnya berat sekali untuk melangkahkan kaki keluar rumah dan memilih untuk berbuka dengan persediaan bahan pangan yang ada. Aku lihat banyak dari mereka sengaja mengguyur kerudungnya dengan air demi mengurangi hawa panas yang luar biasa. Namun sebagian lainnya justru tetap berjuang demi kebutuhan manusia lainnya.
Melangkahkan kaki menuju Raudhah Husainiyyah, aku melihat banyak manusia dermawan tersebut. Mereka sangat bersemangat dan antusias berbagi kepada siapapun yang berjalan melewati tempat yang sudah disiapkan. Meski memasuki tahun kedua Maidah Rahman (red. Layanan buka puasa gratis dengan menghidabgkan makanan di atas meja yang terhampar di sepanjang jalan) ditiadakan, sama sekali tak menjadi alasan para penderma itu melaksanakan niat baiknya. Ada yang membuat racikan minuman Tamr Hindi dan membagikannya. Atau cukup dengan tiga biji kurma mereka bagi-bagikan. Kebanyakan juga memasak makanan dalam jumlah yang besar lalu menempatkannya dalam kotak makanan lengkap dengan minuman buah dalam kemasan.
Binar mata mereka bahagia sebab orang-orang yang mereka beri juga menampakkan kebahagiannya. Benarlah kata pepatah,'memberi minum bagi orang kehausan laksana oase di tengah gersang sahara'. Gambaran tersebut persis sebagaimana realita yang ada bagi budaya berbagi masyarakat Mesir setempat. Meski suhu sangat tidak bersahabat dengan menduduki angka yang tinggi, rasa panas tersebut alih-alih menjadi bahan bakar kesemangatan mereka. Rasa lelah dan peluh yang mereka kucurkan pasti di balas berlipat oleh Allah Swt.
Rasa syukur itu tak boleh padam bagi manusia sepertiku. Dimanapun kini aku berada, seakan Allah tidak meninggalkan kasih sayang dan perlindungan yang luar biasa. Meski juga ada kesedihan dan beban yang semuanya aku tanggung sendirian. Setidaknya melalui perantara orang-orang baik disini membuatku tetap kuat dan semakin yakin bahwa aku bisa melewatinya. Terima kasihku untuk semua orang baik yang Allah hadirkan, yang terkadang aku sendiri tak bisa membalas kebaikan tersebut. Atau sekedar mengucap kata terima kasih kepada mereka yang tak sempat terucap. Biar Allah langsung yang mengganjarnya, tak ada balasan yang lebih tepat selain kebaikan yang Allah beri bagi hamba-Nya yang berhak.
Terima kasih orang-orang baik yang Allah hadirkan pada waktu yang tidak disangka-sangka.
Nikmat apalagi yang bisa kita rasakan selain kenikmatan berbuka bagi orang yang sedang berpuasa?
4th Floor, Flat 23 Door 12, el-Badr Street, Gamaliyah, Darrasah, Cairo
Malam 23 Ramadhan 1442 H
Selasa, 4 Mei 2021
23.43 clt
- Get link
- X
- Other Apps


Comments
Post a Comment