Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Bernaung di angka 80/

Mahattoh Darrosah, Kairo, Mesir
Jumat, 14 desember 2018
17.43 clt

Di atas deruan bis yang akan bersiap melaju , sembari berlalu meninggalkan jejak tapak yang terlalui. Seorang gadis berjilbab coklat mencoba merangkai kata . Dengan jemari kecilnya , satu persatu tombol keypad ditekan dan terbentuklah rangkaian kalimat Indah tersebut dapat dibaca. .

"Ajari aku menjadi wanita sholihah
Meski dengan iman yang tak sempurna layaknya Aisyah Ra. Ummul mukminin
Ajari aku menjadi wanita setia
Meski dengan Cinta yang tak utuh layaknya Khadijah Ra. Istri baginda Rasulullah
Ajari aku menjadi wanita tegar
Meski dengan jiwa yang tak tegar layaknya Aisiyah istri Fira'aun
Ajari aku menjadi wanita cerdas
Meski aku tak berilmu banyak
Layaknya Fatimah Ra. Putri Rasulullah
Ajari aku menjadi wanita terhormat
Meski dengan sikap yang kau anggap keterlaluan
Layaknya Maryam ibunda Isa As. yang suci dan berharga. ."

Tulisan gadis tersebut selesai. Tak banyak memang kalimat yang terangkai. Ia menyadari bahwa dirinya tak sempurna, bahkan keinginannya untuk menjadi wanita berhargapun sering ia abaikan. Pasang surut imannya yang terkadang ia jadikan alasan. Banyak kelalaian yang hampir sering tak ia sadari bahkan. Meski gadis berjilbab coklat itu menyadari akan sebuah kesalahan . Bukan berarti ia tak bisa mengulang , lagi dan lagi entah untuk yang kesekian kali. Hingga akhirnya Tuhan yang menyadarkan .
Semoga harapannya untuk menjadi seperti yang ia inginkan terwujudkan meski dengan banyak rintangan .





Comments

Popular Posts