Skip to main content

Coretanku

Arash Khalefa Haqiqi

 Helloo.. I'm back. Semoga platform ini belum bersarang karena sudah lama ditinggal oleh pemiliknya. Pun berharap pembaca setianya belum pergi menuju antah berantah. Dunia menulis yang sudah sangat kurindukan. Kembali menjadi diriku dengan versi yang sepi dan sendiri. My latest update. Satu bulan dua puluh tiga hari menjadi ibu. Tubuhku benar-benar bukan milikku lagi. Ada sebagian dari aku yang kini menjadi milik manusia kecil yang juga tercipta dari sebagian tubuhku. Menjadi sosok baru yang sedang bertumbuh. Senang dan penuh haru rasanya menjadi sosok ibu baru. Tapi juga rasanya seperti ada kepingan mimpi lainnya yang semakin bias. Seperti sudah menjadi skenario paten di dunia ini bahwa yang datang akan pergi. Yang menetap, membuat yang tadinya ada akan beranjak meninggalkan. Aku kehilangan dunia lamaku, berganti menjadi bahwa dirikulah dunia bagi anakku. Jari-jari kecil yang saat ini sudah mulai belajar meraih dan menggenggam tanganku. Mata kecil yang berbinar menatapku dengan ta...

Emang iya kamu Mahasiswa??

Hai hai..
Sesuai denagn judul diatas, kita mau tanya nih gaes
Emang iya kamu Mahasiswa?? Bener?
Udah lulus SMA belum?
Udah pernah pergi ke kampus?? Ketemu dosen? Presentasi?
Nah, kalo udah Selamat!!!
Berarti kamu emang beneran udah jadi Mahasiswa.
Eeitss.. jangan salah. Masisir juga mahasiswa loh. Walaupun mereka tidak menjalankan ritual presentasi ataupun tidak semuanya jebolan SMA. Eeeitss, sebelumnya kalian tahu apa itu Masisir?
KIta  jelaskan singkat saja yaa..
Masisir adalah sebutan untuk Mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studinya di Mesir, maka disebutlah Masisir alias Mahasisswa Indonesia Mesir. Nah, sudah jelas kan?
Oke.. kita lanjut ke pembahasan. KIta akan sedikit lebih tahu tentang dunia ke-Mahasiswa-an yang dijalani ole semua Masisir.
Langkah pertama yang harus ditempuh agar bepredikat resmi Masisir adalah perjuangan mendaftar kuliah di Al-Azhar University yang diadakan seleksi di semua penjuru UIN di Indonesia. Disaat camaba lainnya berjuang untuk SNMPTN ataupunn SBMPTN, maka calon Masisir juga berjuang untuk mendapatkan bangku Azhari.
Semua perjuangan selama menempuh ujian kelulusan Mesir sudah pernah kita jelaskan di tulisan sebelumnya. Sesampainya Para Masisir tiba di Negeri Kinanah, maka perjuangan di mulai detik itu juga. Dengan mengorbankan semua yang ada, entah itu materi ,waktu dan mengorbankan untuk jauh dari orang-orang terkasih. Menjadi Masisir tidak boleh lemah,perlu fisik dan bathin yang sangat kuat. Bagaimana tidak?? Disini seorang Masisir dituntut untuk selalu bergerak aktif dengan mengikuti segala kegiatan agar terus bertahan dengan eksistensi jati diri seorang Azhari.
Adapun ragam kegiatan Masisir dapat dijabarkan sebagi berikut :
1. Akademis
Untuk satu hal ini yang terpenting, Ke Mesir apa yang kau cari?? Pastinya ilmu, tujuan utama semua Masisir pastinya untuk kuliah. Hal mutlak yang tidak bisa diganggu gugat. Tapi janagn dibayangkan jika ternyata sistem perkuliahan di Azhar ternyata jauh berbeda dengan perkuliahan yang dijalani Mahasiswa di Indonesia. Sistem kuliah masih mengikuti sistem Ulama terdahulu dimana Mahasiswa datang dan duduk di kelas ,kemudian Dosen ataupun Dukturah hanya duduk sambil sesekali berdiri menjelaskan sebuah materi pelajaran yang disampaikan. Ditambah bahasa pengantar yang disampaikan sebagian besar berbahasa Arab Ammiyah Mesir. Diperlukan otak yang selalu fokus dengan mengikuti kelas selama proses perkuliahan, dan lagi tidak adanya pengabsenan sepanjang proses perkuliahan. Hal ini yang justru melenakan sebagian Masisir untuk selalu hadir dalam setiap materi yang disampaikan di kelas. Dibutuhkan keistiqomahan yang kuat untuk hal ini. Dan juga, tidak ada sistem penugasan untuk semua materi kuliah yang diajarkan.Semua kembali pada tingkat kerajinan dan kesemanagatan Para Masisir dalam mencapai tingkat Akademis yang tinggi.
2. Talaqqi/mendalami ilmu agama
Merugilah Para Masisir yang tidak terjun ke dalam samudra ilmu. Bagaimana tidak??  Hidup dalam lingkup Para Masyayikh ,dimana semua pelajar dapat berpapas muka langsung dan menggali ilmu sedalam-dalamnya. Suatu kesempatan yang tidak akan kita temui di Indonesia ,sekembalinya ke Tanah Air nanti. Jadi, disamping mengejar akademis di bangku perkuliahan juga harus ditambah dengan bekal agama melalui Talaqqi di berbagai Ruwaq-ruwaq yang telah terjadwal. Suatu keistimewaan sendiri apabila seorang Masisir menjadi ahbab Para Masyayikh ,dan untuk mendapatkan posisi Ahbab tentunya diperlukan keistomahan dalam mengikuti dars yang diajarkan.
3. Bisnis
Tidak sedikit pula Para Masisir yang tekun menggeluti sebuah usaha alias bisnis. Entah itu faktor ekonomi yang membuat mereka berusaha lebih ,bukan sekedar menuntut ilmu. Tapi juga tuntutan biaya hidup yang harus bisa mereka penuhi untuk tetap bertahan hidup di Bumi Kinanah tanpa harus menunggu kiriman dari orang tua di Indonesia. Atau bisa juga karena hobi yang berbuntut sesuatu yang menghasilkan. Yang terpenting bagi para pebisnis yang juga masih berstatus Masisir adalah pembagian waktu yang tepat serta konsekuen dengan pilihan yang dijalaninya. Asalkan tujuan utama sebagai penuntut ilmu tak terbengkalai, maka sambil diiringi dengan berbisnis bukan masalah besar.
4. Love
TIdak dapat dipungkiri,sebagai seorang pemuda pemudi, semakin kehidupan ini akan penuh dengan taburan benih-benih cinta yang kian bertumbuh. Suatu fitrah yang pasti akan dialami oleh setiap insan. Begitupun lika-liku Masisir,akan diwarnai pula dengan perasaan love ini, tapi jangan salah mengartikan. Rasa yang belum seharusnya akan lebih baik untuk disimpan dengan menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat serta terus memperbaiki diri. Hingga tiba saat yang sudah Allah tentukan, tak akan pernah salah waktu yang telah ditetapkan-Nya. Jadi, untuk para Masisir single fi sabilillah, mari penuhi hari-hari dengan kegiatan yang dapat membuatmu menjadi orang yang lebih baik lagi di masa depan.
5. Hubungan dengan Allah (ibadah)
Inilah kunci kemudahan dalam menjalankan segala sesuatunya dengan penuh kemudahan. Tidak akan berjalan segala sesuatunya tanpa izin-Nya. Dan untuk itu kita semua sangat bergantung pada Allah. Entah itu sehebat dan sepintar apapun diri kita, tanpa adanya campur tangan-Nya mustahil segala yang kita minta akan terkabul. Harapan terbesar untuk semua Masisir, tetap dapat menjalankan semua kesibukannya tanpa harus kehilangan hubungan denagn Sang Khaliq.

Nah... mungkin itulah sedikit cuplikan tentang kehidupan Masisir yang perlu Para Mahasiswa lain ketahui juga. Meskipun menyandang status yang sama, tapi memiliki rutinitas dan kegiatan ynag berbeda dengan Mahasiswa pada umumnya.
Smoga tulisan yang sedikit ini tetap memberi manfaat dan inspirasi bagi kita semua
Salam Masisir.. :)

Comments

Popular Posts